Sejarah Pembukuan Alquran - Awal mula pembukuan alquran dimulai ketika banyak para hafidhs yang terbunuh dalam perang yamamah. Kemudian umar bin khattab menyarankan kepada khalifah abu bakar agar mengumpulkan alquran ke dalam satu mushaf. Tetapi abu bakar menolak usulan dari umar karena pembukuan alquran tidak pernah ada di zaman nabi. Akhirnya setelah umar meyakinkan kepda abu baka bahwa usulannya itu sangat penting bagi uma islam, abu bakar menyetujuinnya, kemudian diutuslah zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan alquran ke dalam satu mushaf.
Ketika usman bin affan menjadi khalifah yang ketiga, umat islam telah tersebar di daerah-daerah yang sangat luas, antara lain mesir, syria, iraq, dan afrika. Di manapun umat islam berada, alquran selalu menjadi pedoman hidup dan selalu dibacanya. Cara meeka membaca alquran ternyata berbeda satu sama lain, sesuai dengan logat dan dialek mereka masing-masing.
Tugas panitia tadi untuk membukukan alquran, yakni menyalin dari naskah yang sudah ada menjadi buku. Jika ada pertikaian cara membacanya maka sebagai pedoman menggunakan dialek quraisy. Hasil kerja panitia ini ialah alquran yang dibukukan dan dinamakan al mushaf. mushaf itu dibuat sebanyak 5 buah kemudian dikirimkan ke makkah syria, basrah dan kuffah agar di tempat itu disalin pula dan diperbanyak. Satu mushaf lagi di ditinggalkan dimadinah untuk khalifah usman, mushaf inilah yang disebut mushaf al imam. Setelah tersusun mushaf ini khalifah usman memerintahkan untuk memusnahkan semua lembaran-lembaran yang bertuliskan alquran yang ditulis sebelum itu, dari sinilah alquran ditulis dan diceta sehingga tersebar ke seluruh dunia sampai sekarang dalam keadaan murni tidak berubah sedikitpun
Ketika usman bin affan menjadi khalifah yang ketiga, umat islam telah tersebar di daerah-daerah yang sangat luas, antara lain mesir, syria, iraq, dan afrika. Di manapun umat islam berada, alquran selalu menjadi pedoman hidup dan selalu dibacanya. Cara meeka membaca alquran ternyata berbeda satu sama lain, sesuai dengan logat dan dialek mereka masing-masing.
Tugas panitia tadi untuk membukukan alquran, yakni menyalin dari naskah yang sudah ada menjadi buku. Jika ada pertikaian cara membacanya maka sebagai pedoman menggunakan dialek quraisy. Hasil kerja panitia ini ialah alquran yang dibukukan dan dinamakan al mushaf. mushaf itu dibuat sebanyak 5 buah kemudian dikirimkan ke makkah syria, basrah dan kuffah agar di tempat itu disalin pula dan diperbanyak. Satu mushaf lagi di ditinggalkan dimadinah untuk khalifah usman, mushaf inilah yang disebut mushaf al imam. Setelah tersusun mushaf ini khalifah usman memerintahkan untuk memusnahkan semua lembaran-lembaran yang bertuliskan alquran yang ditulis sebelum itu, dari sinilah alquran ditulis dan diceta sehingga tersebar ke seluruh dunia sampai sekarang dalam keadaan murni tidak berubah sedikitpun
‘Sesungguhnya kami telah menurunkan alquran dan sesungguhnya kami tetap memeliharanya’ (al hijr;9)Sampai sekarang ini selain mushaf alquran sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, alquran juga dihafal oleh berjuta-juta manusia dan selalu dibaca pada setiap saat. Oleh sebab itu jika ada bacaan atau tulisan yang tidak sesuai dengan alquran yang asli, maka akan cepat diketahui.
:D ^_^ mantabs...